Pada posting beberapa waktu sebelumnya saya menulis tentang metode yang dapat digunakan untuk mengukur kesuksesan kampanye pemasaran melalui Twitter. Namun posting itu tidak mengupas bagaimana teknik pemasaran itu sendiri dilakukan.
Sebetulnya tidak ada teknik standar untuk memasarkan produk atau jasa melalui Twitter, karena Twitter tidak diciptakan sebagai alat pemasaran. Seperti media-media lain seperti radio, televisi, surat dan kabar, Twitter bukanlah saluran pemasaran by design. Dia adalah media sosial bikinan Jack Dorsey dalam format microblogging yang memungkinkan penggunanya berbagi ’breaking news’ pribadi melalui tweet sepanjang 140 karakter.
Bagai mengulangi nasib yang dialami media-media sebelumnya, para pemasar melihat Twitter sebagai ’taman bermain’ yang baru setelah menyadari benefit-nya yang luar biasa apabila digunakan untuk menawarkan sesuatu, dan mengembangkan cara-cara kreatif - terkadang berlebihan - untuk berpromosi melalui saluran tersebut.
Sebetulnya tidak ada teknik standar untuk memasarkan produk atau jasa melalui Twitter, karena Twitter tidak diciptakan sebagai alat pemasaran. Seperti media-media lain seperti radio, televisi, surat dan kabar, Twitter bukanlah saluran pemasaran by design. Dia adalah media sosial bikinan Jack Dorsey dalam format microblogging yang memungkinkan penggunanya berbagi ’breaking news’ pribadi melalui tweet sepanjang 140 karakter.
Bagai mengulangi nasib yang dialami media-media sebelumnya, para pemasar melihat Twitter sebagai ’taman bermain’ yang baru setelah menyadari benefit-nya yang luar biasa apabila digunakan untuk menawarkan sesuatu, dan mengembangkan cara-cara kreatif - terkadang berlebihan - untuk berpromosi melalui saluran tersebut.