Senin, 11 April 2011

Oprah Winfrey, Menjadi Ratu Talk Show Setelah Dianggap Tak Kompeten Sebagai Penyiar Berita

Oprah Winfrey adalah salah satu figur publik paling berpengaruh di Amerika Serikat. Bersama dengan para pemimpin, sosialita, dan selebritis perempuan lain seperti Hillary Clinton, Martha Stewart, Michelle Obama, atau Ivanka Trump, Oprah mampu menggiring opini, menjadi trend setter, dan mempengaruhi keputusan publik dari hal-hal sepele seperti memberi rekomendasi judul buku yang menurutnya bagus untuk dibaca, resep masakan apa yang mesti dicoba minggu ini, hingga pilihan politik mereka.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Oprah ternyata menggeluti karir yang melambungkan namanya sebagai host acara bincang-bincang The Oprah Winfrey Show melalui ketidaksengajaan dan keraguan atasannya atas kemampuannya sebagai penyiar berita.

foto Oprah Winfrey
Oprah memulai karirnya pada usia 19 tahun ketika dia menjadi gadis Afrika-Amerika (kulit hitam) pertama yang menjadi pembaca berita di televisi lokal WTVF-TV, Nashville. Di stasiun televisi lokal tersebut Oprah menjalankan pekerjaannya dengan baik – setidaknya tanpa kritikan berarti dari para produsernya.

Tiga tahun kemudian dia mencoba tantangan yang lebih besar dengan berpindah kerja ke stasiun televisi dengan jangkauan pasar lebih luas, WJZ-TV, yang berlokasi di Kota Baltimore. Namun di sana Oprah kurang beruntung. Para produser di stasiun televisi tersebut menganggap gayanya dalam membawakan berita terlalu emosional, sehingga kurang tepat ditugaskan sebagai penyiar berita-berita penting (hard news).

Maka, tak membutuhkan waktu lama bagi para produser untuk mencopot Oprah dari tugasnya sebagai penyiar berita pagi pukul 06.00, dan ’membuang’-nya ke penugasan lain, yakni dengan menyuruhnya memandu acara bincang-bincang pagi santai yang dianggap tak terlalu penting, People Are Talking.

Tak seperti lazimnya orang yang dibuang atau diturunkan pangkatnya, bagi Oprah mutasi itu justru diterima dengan senang hati. Pada posisi barunya sebagai host acara bincang-bincang santai, dia menemukan dan mulai mengasah potensinya yang selama ini tersembunyi. Hal itu disadarinya ketika selesai memandu episode pertama People Are Talking. ”Terima kasih Tuhan, saya telah menemukan apa yang digariskan untuk dilakukan oleh saya. Hal ini seperti bernapas bagi saya,” kata Oprah seperti diungkap dalam biografinya yang ditulis Janet Lowe.

Dalam waktu singkat People Are Talking melesat rating-nya, melampaui Donahue, acara talk show serupa yang menjadi kompetitornya di pasar pemirsa lokal Baltimore. Tujuh tahun kemudian Oprah pindah ke Chicago, kota terbesar ketiga di Amerika Serikat, untuk menerima tawaran yang lebih besar dengan memandu acara bincang-bincang nomor satu di kota tersebut, AM Chicago, yang ditayangkan WLS-TV.

Mengikuti popularitas pribadi Oprah yang kian melambung, pada akhir tahun stasiun televisi tersebut memutuskan untuk memberi sentuhan personal kepada acara tersebut dengan mengubah namanya menjadi The Oprah Winfrey Show.

Menanggapi perjalanan karirnya yang gemilang tersebut, Oprah berkata, ”Kadang anda tidak memilih karir anda. Karir itu yang memilih anda.”

Sebuah peluang baru yang lebih sesuai dengan bakat dan potensi terpendam kita terkadang muncul justru ketika kita tengah mengalami kesulitan dan kemunduran.


****
 
© Copyright 2035 Inspirasi PR dan Marketing
Theme by Yusuf Fikri