Minggu, 13 Maret 2011

Apa itu Grup Lobi (Lobby Groups)?

Kelompok lobi, dikenal pula dalam berbagai variasi kegiatannya sebagai kelompok penekan (pressure group) atau kelompok advokasi (advocacy group), adalah kelompok atau organisasi yang memiliki misi mempengaruhi pengambilan kebijakan suatu pemerintahan meskipun mereka tidak memiliki kekuatan di internal pemerintahan tersebut.

Grup lobi menggunakan berbagai saluran dan metode advokasi untuk mempengaruhi opini masyarakat dan kebijakan pemerintah. Metode yang lazim digunakan adalah melakukan lobi/pendekatan langsung kepada pembuat kebijakan, kampanye, memanfaatkan kekuatan media massa (mengadakan press conference, mengirim tulisan opini, advertorial, hingga menyewa blocking time siaran televisi dan radio), demonstrasi, memanfaatkan sesi dengar pendapat di legislatif, mempublikasikan hasil riset ilmiah atau survei yang menyokong tuntutan mereka, dan sebagainya. Belakangan dengan hadirnya media sosial di internet seperti Facebook, Twitter, YouTube, milis, dan online forum, mereka juga memanfaatkan saluran online tersebut untuk membentuk opini dan menggalang dukungan.

Motivasi di balik gerakan sebuah grup lobi sangat bervariasi, namun lazimnya bersandar pada keinginan untuk menggolkan kepentingan politik, keyakinan agama, moral, atau kepentingan komersial. Beberapa grup lobi bahkan sengaja dibentuk atau didanai oleh organisasi politik dan perusahaan besar – baik secara terang-terangan atau terselubung. Kita tentu paham apa tujuan mereka di balik dukungan tersebut.

Suatu grup lobi dapat bergerak pada satu isu (single-issue groups) atau beberapa isu sekaligus. Grup yang memperjuangkan isu tunggal lazimnya dibentuk sebagai respon ketika terdapat peristiwa atau ancaman atas kepentingan pihak-pihak yang berkolaborasi. Kita dapat melihat pada contoh kasus, misalnya, Ahmadiyah. Pada isu Ahmadiyah kita dapat melihat baik pihak yang membela maupun menentang keberadaan Ahmadiyah membentuk aliansi kepentingan bersama masing-masing. Mereka melakukan penggalangan opini publik melalui kombinasi saluran media massa tradisional, internet, dan gerakan di lapangan, serta sama-sama berusaha menekan pemerintah agar menuruti kemauan kelompok dan kepentingan yang diwakilinya.

logo AIPAC Israel Yahudi

Berbeda dengan single-issue groups, grup yang bergerak pada banyak isu sekaligus lazimnya memiliki landasan organisasi yang lebih jelas dan lebih bersifat permanen. Contoh dari multiple-issue groups adalah lembaga perlindungan konsumen (YLKI), perhimpunan bisnis (KADIN), asosiasi para profesional (IDI – Ikatan Dokter Indonesia, ISEI – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), dan sebagainya.

Di tingkat dunia, kita dapat melihat beberapa grup lobi dengan kekuatan besar seperti AIPAC (The American-Israel Public Affair Committee) yang memiliki kekuatan mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Israel, Greenpeace (LSM lingkungan), kelompok penyayang binatang People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), dan Stop the War Coalition yang berupaya menghentikan program War on Terrorism Presiden Bush pada 2003, dengan menggalang aksi massa dua juta orang di London dan kota–kota besar lain.
 
© Copyright 2035 Inspirasi PR dan Marketing
Theme by Yusuf Fikri